Jumat, 21 Mei 2010

Darahku Ga Jelas ???

Tidak bermaksud untuk curahat colongan alias curcol dan sejenisnya, bukan berarti juga untuk minta belas kasihan bagi siapa yang baca (pede amat gue, kayak ada yang baca aja, :) ) aku cuma pengen sedikit berbagi curahan hati yang sebenernya sudah sejak lama ku pendam tapi baru akhir-akhir ini lagi muncul kepermukaaan.

Di Era Moderen sekarang ini masih ada juga orang-orang yang berfikiran seperti ITU??? WTF ..!!! iya sih awalnya cuma bercanda doang!!, tapi jangan kelewatan gitu dong mbak/mas!!, aku kan juga punya hati, dan hati aku ga dari baja, hati aku juga bisa ancur berkeping-keping. Awalnya sih enjoy aja dibilang ga punya suku lah, ga di akui suku bangsa apa lah, ga dapat gelar lah, ga dapet warisan lah!! bodo amat, itu mah jaman sekarang ga gitu penting kan? yang penting kan aku tetap anak Indonesia, aku punya Ibu dan Ayah yang JELAS!!!

Berasal dari keluarga dalam dua budaya yang berbeda toh membuat aku semakin "KAYA", walaupun sedikit bingung sih pada awalnya. Di didik dengan dua budaya yang berbeda, cara fikir yang berbeda, bahasa yang terkadang berbeda, ritual yang berbeda wuah,... membuat aku kecil bingung nuing-nuing... Apa lagi aku dibesarkan di daerah yang pada waktu itu jarang sekali ditemukan "kasus" seperti aku, walaupun ada, mereka lebih beruntung karena dilahirkan oleh Ibu yang berasal dari suku Minangkabau dan Ayah yang berasal dari suku lain. Iya memang di Minangkabau yang notabene merupakan salah satu suku di Indonesia yang menerapkan aturan Matrilineal, yaitu garis keturunan si anak berasal dari garis keturunan ibunya. Sedangkan aku berada di sisi sebaliknya, aku dilahirkan dengan Ayah yang berasal dari Minangkabau dan Ibu yang berasal dari Jogjakarta yang seperti kita tahu, semua suku di pulau jawa itu menganut faham Patrilineall!!!

FYI, Sistem matrilineal (sistem kekerabatan menurut garis keturunan Ibu), seperti yang dipraktekkan oleh masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat, adalah satu diantara dua tipe sistem keturunan unilineal (menarik keturunan melalui satu garis keturunan tunggal). Tipe sitem unilineal lain adalah sistem patrilineal, seperti yang dianut masyarakat Batak.
Pada sistem garis keturunan unilineal, baik matrilineal maupun patrilineal, terdapat tiga prinsip yang bisa dikatakan secara teoritis berlaku universal,
prinsip tersebut adalah:

1. Wanita bertanggung jawab terhadap anak-anak,

2. Pria dewasa yang punya wewenang terhadap wanita dan anak-anak, dan

3. Perkawinan eksogami-kelompok merupakan suatu ‘keperluan’.



Sementara itu, ciri khas yang membedakan sistem matrilineal dari sistem patrilineal,
adalah:

1. Keturunan ditelusuri melalui garis wanita,

2. Anggota kelompok keturunan direkrut melalui garis keturunan wanita, dan

3. Pewarisan harta pusaka dan suksesi politik disalurkan melalui garis keturunan wanita.



Pada orang Minangkabau, orang-orang yang seketurunan atau sedarah, menyebut diri mereka ber-dunsanak. Dunsanak adalah kelompok orang-orang seketurunan. Pertalian sedarah ditarik melalui garis perempuan. Di Minangkabau, kelompok keturunan seperti ini beragam tingkatnya sesuai denagn jarak hubungan keturunan seseorang dengan yang lain. Kelompok keturunan yang paling besar adalah suku, di bawahnya adalah payuang, kemudian paruik, rumah gadang, dan seterusnya sampai ke kelompok terkecil yang disebut samande.

Dari mana aku dapat semua Informasi itu???? yeah benar!!! waktu SD dan SMP ku di kota tercinta dimana aku dibesarkan, salah satu kurikulum muatan lokalnya adalah BAM (Budaya Alam Minangkabau) dan ga bermaksud untuk menyombongkan diri.. hehehe, rata-rata nilai BAM aku selalu diatas angka 90!!! Aku memang sangat tertarik sekali mempelajari kebudayaan daerah tempat aku dilahirkan ini, dan mungkin budaya nya pun telah mengalir di urat nadi tubuhku.

Nah sekarang jelaskan, dari penjelasan di atas otomatis aku ga kebagian suku dari pihak Minangkabau begitu juga ga kebagian gelar dari pihak "jogjakarta", alias aku "terkatung-katung"
Sedih sih, sewaktu jamannya SD aku sempat menyeka beberapa kali air mata yang netes, ketika pelajaran BAM kelas 4 SD itu ngebahas soal ini, dan semua temen-temenku secara spontan ngetawain aku dan ngeledek dengan sadisnya "ye..yee.... Egi ga punya suku, Egi gak di akui, Egi ga jelas"!! huft!! salah satu tindakan pembunuhan mental anak-anak SD pada jamannya itu *lebay gue* hehe dan itu pun berlanjut ketingkat SMP bahkan sampai SMA, dan sampai sekarang pun ketika aku sudah kuliah di luar masi ada juga orang yang ngebahas hal ini terang-terangan, walaupun awalnya si bercanda, tapi lama kelamaan juga ga enak di dengar!!

Tuhan aku sudah sangat bersyukur dengan keadaanku sekarang.. Terlahir di keluarga Sederhana yang harmonis dan aku ngerasa ga kurang satu apapun sejauh perjalanan 21 tahun hidupku. Tapi juga aku ga terima ketika ada yang bilang aku "ga jelas". Ya jelas-jelas aku ini JELAS!!

Yah!!...sekurang-kurangnya aku ngambil sisi positif dari keadaan ku ini :
1. Aku merasakan hidup di besarkan dengan dua ke budayaan yang sama-sama erat dan kental.
2. Aku bisa, sekurang-kurangnya ngerti dua bahasa daerah dari dua budaya itu.
3. Aku bisa bebas milih pasangan dari suku apa aja setidaknya aku ga perlu was-was satu suku sama calon suami aku (hehehe, kalau dia dari Minangkabau sie..), tapi ada ga ya, cwo Minang yang mau? ntar kan anaknya ga punya suku juga?? hiks..

soo, NO MORE "Darah Ga JELAS" !!!
Previous Post Next Post Back to Top